Setelah pondok pesantren Assalafiyah Luwungragi maju dan terkenal,
banyak permintaan masyarakat untuk menerima santri yang sekolah formal.
Namun beliau Kiai Subhan belum berminat. Karena beliau berkomitmen untuk
mempertahankan ke-salaf-an pendidikan pesantren As Salafiyah,
Luwungragi, yang diwariskan bapaknya. Tapi desakan membuka pesantren
bersekolah formal semakin tidak terbendung. Mungkin ini tuntutan zaman
yang mendorong para pengasuh melakukan modernisasi pesantren.
Secara kebetulan, Kiai Nurul Huda Jazuli (Gus Da) dari Ploso mengisi
mauizhah hasanah (nasehat) pada acara Ahirussanah pondok pessantren As
Salafiyah pada 24 Juli 2010 M / 13 Sya’ban 1431 H. Gus Da menyarankan
kepada Kiai Subhan agar membuka pondok pesantren formal seperti QUIN
Ploso. Mendengar saran tersebut Kiai Subhan menimpali dengan perkataan:”
InsyaalLah, tapi diluar, jangan di sini (pondok pesantren As Salafiyah,
Luwungragi)”. Lalu Kiai Nurul Huda meng-amin-ni keinginan Kiai Subhan
yang baru diucapkan.
Berkah dari doa tersebut, pada tanggal 26
Agustus 2012 M., bertepatan 23 Ramadhan 1433 H., ada seorang dermawan,
bernama H. Wardoni SH, dari Saditan, soan (silaturahim) ke rumah Kiai
Subhan. H. Wardoni bermaksud mewakafkan sebidang tanah miliknya seluas
2.728 m. Kiai Subhan yang memang sudah berencana mendirikan pesantren
formal, sangat apresiatif dengan niat baik H. Wardoni.
Kata Kiai
Subhan:” Terima kasih atas kepercayaan bapak. Wakaf dari bapak saya
terima tapi bukan saya miliki. Tanah wakaf itu tidak bisa dimiliki,
karena tanah wakaf itu statusnya milkun lilLah [ milik Allah ]. Saya
sekedar mengelola (nazhir) tanah wakaf bapak. InsyaalLah, secepatnya
akan saya bangunkan Aula untuk shalat dan kemudian pondok pesantren.
Setelah H. Wardoni mendengarkan ucapan Kiai Subhan, dia merasa
puas-sreg.
Dia merasa pertemuan dengan Kiai Subhan sangat tepat, setelah
dia kesulitan mencari sosok yang amanah. Karena sebelumnya H. Wardoni
pernah akan memberikan wakaf tersebut kepada orang lain, tapi digagalkan
karena pertemuan dengan orang itu meninggalkan kesan tidak amanah di
mata H. Wardoni. Dan setelah itu, H. Wardoni menambah wakaf tanahnya
seluas 400 M., yang berada di sebelah timur bangunan Pondok Pesantren
Assalafiyah II Saditan.
Akhirnya pembangunan Pondok Pesantren
Assalafiyah II mulai dilaksanakan pada hari Minggu, 28 April 2013 Pukul
09.00 -17.00 . Dan di isi Pengajian Umum oleh K.H. Dimyathi Rois dari
Kaliwungu dan Habib Luthfi Yahya dari Pekalongan. Pembangunan ditandai
dengan peletakan batu pertama oleh Mendiknas, yang diwakili oleh
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Dr. Ella Yulaelawati
Rumindasari, M.A., Ph.D.
Hadir pada kesempatan itu Drs. H. Khaeruddin,
MA Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah, Bupati Brebes, Kankemenag Kan.
Brebes, dan tidak kurang dari tiga ribu pengunjung hadir di lokasi
pembangunan Pondok Pesantren As Salafiyah II, Jl. MT Haryono Saditan,
Brebes.
0 komentar:
Posting Komentar